Kamis, 06 Januari 2011

Lehman Mengguncang Dunia

TOKYO, SELASA – Kejatuhan perusahaan sekuritas keempat terbesar AS Lehman Brothers mempengaruhi banyak sekali simpul-simpul finansial di berbagai negara. Transaksi finansial lintas batas negara juga terganggu. Kejatuhan Lehman Brothers yang berusia 158 tahun membuat risiko investasi tersebar dengan sangat cepat.
Kekecualian terjadi untuk Bursa Efek Jakarta, yang indeks harga sahamnya malah naik satu persen di saat bursa global berjatuhan.
Kebangkrutan Lehman Brothers adalah yang terbesar sepanjang sejarah kebangkrutan AS dengan total utang 613 miliar dollar AS dan aset 639 miliar dollar AS. Kebangkrutan terbesar berikutnya adalah Worldcom Inc (aset 126 miliar dollar AS), Enron Corp (aset 81 miliar dollar AS).
Kebangkrutan Lehman dipicu ketidakmampuan melunasi kewajiban sekitar 60 miliar dollar AS, miliki anak perusahaan, yang menular ke seluruh lini bisnis Lehman.
Bangkrutnya Lehman membuat otoritas keuangan di AS berjaga-jaga dan terpaksa menyuntikkan dana 70 miliar dollar AS ke pasar keuangan, untuk menolong likuiditas lembaga keuangan. Bank Sentral Eropa (ECB) menyuntikkan dana 99,4 miliar dollar AS, Bank of England menyuntikkan 35,6 miliar dollar AS, Swiss National Bank menyiapkan dana 7,2 miliar dollar AS, Bank of Japan menyuntikkan 24 miliar dollar AS.
Suntikan dana bertujuan mencegah kehancuran yang lebih dalam. Dengan situasi panik, para investor sering memilih menarik dana investasi, yang otomatis membutuhkan uang tunai segera. Suntikan dana juga bertujuan menjaga transaksi bisnis seperti pembiayaan perdagangan lintas batas dan lainnya.
Jika ini tidak dilakukan, situasi kacau di sektor keuangan bisa mengganggu nadi perekonomian global. ”Dunia harus bekerja sama mencegah untuk mengatasi krisis,” kata Menkeu Inggris Alastair Darling.
Ini dilakukan karena kebangkrutan Lehman mengimbas ke lembaga keuangan dunia, yang pernah memberi pinjaman pada Lehman. Kasus Lehman membuat para investor mencampakkan saham-saham dari perusahaan pemberi pinjaman itu dan mencampakkan saham perusahaan lain yang sedang goyang seperti UBS (Swiss) dan AIG (AS).
Jadi santapan politik
Krisis Lehman juga menjadi santapan politik. Di Orlando, capres Republik John McCain mengatakan, ”Fondasi ekonomi AS tetap kuat meski ada krisis keuangan. Saya berjanji tidak akan membiarkan hal ini terulang,” kata McCain di Orlando, Florida, seraya mengatakan bahwa krisis keuangan dipicu penumpukan utang dan kurangnya regulasi di sektor keuangan. McCain menuduh praktik korupsi, manipulasi di sektor keuangan sebagai penyebab kekacauan.
Dari Golden, Colorado, Capres Demokrat, Barack Obama, menjadikan isu ekonomi, salah satu faktor penting dalam pemilu AS, sebagai sarana menyerang McCain. Hal ini tidak lain karena kubu Republik menumpuk utang negara dalam delapan tahun terakhir, dan di Senat AS, hanya kubu Demokrat yang gencar menuntut pengaturan sektor keuangan tetapi tidak didukung kubu Republik.
”McCain, apa yang sedang Anda omongkan? Di saat orang kehilangan pekerjaan… Anda mengatakan fondasi ekonomi kuat. Ekonomi sudah hancur. Bagaimana Anda bisa mengatasi persoalan ekonomi, jika tidak menyadari perekonomian sudah hancur dan tetap mengatakan fondasi ekonomi tetap kuat?” Obama menjanjikan pengaturan keuangan yang lebih ketat.
Pukulan pada kubu Republik makin gencar karena otoritas keuangan di AS tak membantu. Gubernur Bank Sentral AS (Fed) Ben Bernanke dan Menteri Keuangan Henry Paulson telah menegaskan tidak akan memberikan talangan pemerintah kepada Lehman. ”Saya tidak pernah mempertimbangkan untuk menggunakan uang para pembayar pajak untuk menyelamatkan Lehman,” ujar Paulson.
Sikap Paulson ini berbeda dengan enam bulan lalu ketika Fed memberikan pinjaman lunak sebesar 29 miliar dollar AS untuk membantu JP Morgan Chase dalam mengakuisisi Bear Strearns.
Sementara itu, dari London dilaporkan perusahaan keuangan Barclays dari London menyatakan kembali minatnya membeli sebagian aset Lehman yang tergolong masih berharga. Sebelumnya, Barclays pernah membicarakan tentang rencana merger dengan Lehman, tetapi gagal. Barclays terlibat pembicaraan untuk mengambil alih Lehman tetapi tiba-tiba mengundurkan diri pekan lalu.
”Barclays mengkonfirmasikan sedang berdiskusi lagi dengan Lehman untuk mengakuisisi sebagian aset Lehman jika menarik untuk para pemegang saham Barclays,” demikian pernyataan dari Barclays di Bursa Efek London.
Harusnya bisa dihindari
Bersamaan dengan kebangkrutan Lehman, juga terjadi kebangkrutan lembaga keuangan AS besar lainnya, Merrill Lynch. Namun lembaga keuangan ini, langganan warga super kaya dunia untuk menanamkan investasinya, beruntung. Bank of America memilih membeli Merrill Lynch ketimbang Lehman.
Namun langkah penyelamatan itu tidak disambut baik semua pihak. Pihak manajemen lembaga keuangan Merrill Lynch digugat para pemegang saham yang berpendapat bahwa penjualan Merrill Lynch tidak adil.
Pemegang saham Merrill Lynch mengajukan gugatan terhadap CEO Merrill Lynch John Thain dan jajaran direksinya. Gugatan itu diprakarsai pemegang saham bernama Peter Miller dan sekelompok investor lainnya. Gugatan itu didaftarkan di pengadilan New York.
Pemegang saham berpendapat kerugian besar yang diderita Merrill adalah karena surat utang yang terkait subprime mortgage . Menurut mereka kebangkrutan ini harusnya dapat dihindari. Namun manajemen teledor dan gagal menghindari kerugian itu.(AP/AFP/Reuters/CNBC/joe)

Sumber: (http://wahyu66.blogspot.com/2008_09_01_archive.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar